Minggu, 25 September 2011

HIV/AIDS DAN PENANGGULANGANYA



HIV/AIDS DAN PENANGGULANGANYA

1.      LATAR BELAKANG MASALAH
Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh atau biasa dikenal dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalanya dirusak oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Penularan virus ini melalui tiga jalur, yaitu melalui hubungan seksual dengan seorang pengidap HIV tanpa perlindungan, transfusi darah, melalui alat-alat yang sudah tercemar HIV, atau melalui ibu yang mengidap HIV kepada janin dalam kandunganya.
Masalah AIDS cukup kompleks dan memerlukan penanganan yang khusus. Melihat penularan AIDS yang berhubungan erat dengan perilaku manusia, setelah virus masuk kedalam tubuh, virus menuju ke kelenjar limfe dan berada dalam sel dendritik selama beberapa hari. Kemudian terjadi syndrom retroviral akut semacam flu (serupa infeksi mononukleosis), disertai viremia hebat dengan keterlibatan berbagai kelenjar limfe. Pada tubuh timbul respon imun humoral maupun selular. Sindrom ini akan hilang sendiri setelah 1-3 minggu. Kadar virus yang tinggi dalam darah dapat diturunkan oleh sistem imun tubuh.ini terjadi berminggu-minggu sampai terjadi keseimbangan antara pembentukan virus baru dan upaya eliminasi oleh sistem imun. Titik keseimbangan itu disebut set point dan sangat penting karena menentukan perjalanan penyakit selanjutnya. Bila tinggi, perjalanan penyakit menuju AIDS akan berlangsung cepat.
2.      RUMUSAN MASALAH
1.         Apa definisi HIV/AIDS?
2.         Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
3.         Bagaimana perjalanan HIV/AIDS?
4.         Bagaimana pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS?
5.         Bagaimana pengobatan untuk penderita?

HIV/AIDS DAN PENANGGULANGANYA

A.    Definisi HIV/AIDS
AIDS atau Acquired ImmuneDeficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. Dalam bahasa Indonesia dapat dialihkatakan sebagai Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan.
Acquired         : Didapat, bukan pnyakit keturunan
Immune           : Sistem kekebalan tubuh
Deficiency       : Kekurangan
Syndrome        :Kumpulan gejala-gejala penyakit
Kerusakan progresifsistem kekebalan tubuh menyebabkan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) amat rentan dan mudah terjangkit berbagai jenis penyakit. Seerangan penyakit tidak berbabahaya pun lama-lama akan menyebabkan pasien sakit parah bahkan meninggal. Karena penyakit yang menyerang sangat bervariasi, AIDS kurang tepat jika disebut penyakit. Definisi yang benar adalah: Syndrom atau kumpulan gejala penyakit.
Hiv menyarang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuklimfosit yang disebut ”sel T-4/sel-T penolong”. HIV tergolong retrovirus yaitu kelompok virus yang mempunyai kemampuan untuk “meng-kopi cetak” materi genetik diri di dalam materi genetik sel-sel yang ditumpanginya. Melalui proses ini HIV dapat mematikan sel-sel T-4.

HUMAN IMMUNODEVICIENCY VIRUS (HIV)
B.     Cara Penularan HIV/AIDS
HIV mempunyai jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang lain, berada dalam darah, air mani dan cairan vagina seorang pengidap HIV. Sedangkan melalui cairan tubuh lain tidak pernah dilaporkan adanya kasus penularan HIV ( misalnya disebabkan oleh: air mata, keringat, air liur, air kencing).
HIV dapat menular melalui tiga jalur:
1.         Melalui hubungan seksual dengan seorang yang sudah terinfeksi HIV tanpa memakai kondom
2.         Melalui transfusi darah atau alat-alat yang telah tercemar HIV
3.         Melalui Ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya atau kepada bayi yang disusuinya

 Hindari hal-hal di bawah ini sobat :


Seorang ODHA kelihatanya biasa, seperti halnya orang lain yang tidak terinfeksi karena tidak menunjukan gejala-gejala klinis. Kondisi ini disebut “asimptomatik” yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa 5-10 tahun baru akan mulai menampakan gejala-gejala AIDS. Seorang ODHA dapat menularkan HIV yang dideritanya pada orang lain sekalipun belummemperlihatkan gejala lewat jalur-jalur tertentu.
Perilaku bresiko tinggi adalah perilaku-perilaku yang memungkinkan dan mempermudah penularan HIV, yatu:
·      Berhubungan seks yang tidak aman,termasuk tanpa kondom,- berganti-ganti pasangan,- pmakaian jarum suntik yang tidak aman,- transfusi darah dari orang lain yang tidak dites sterilnya.

C.    Perjalanan Hidup HIV/AIDS
HIV/AIDS memiliki masa inkubasi atau masa laten yang sangat  tergantung pada daya tahan tubuh masing-masingorang, rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel T-4 semakin menuru. Semakin rendah jumlah sel T-4, semakin rusak fungsi kekebalan tubuh.
Secara singkat, perjalanan HIV/AIDS dapat dibagi dalam empat stadium:
·           Stadium pertama HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologik ketika antibodi terhadap virus tersebut dari negetif berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk kedalam tubuh sampai tes anti-bodi terhadap HIV menjadi positif disebut window period. Lama window period antara 1 sampai 3 bulan, bahkan ada yang dapat berlangsung sampai 6 bulan. Umumnya pada penyakit-penyakit yang disebabkan oleh, bila tes anti-bodi menjadi positif berarti didalam tubuh terdapat cukup zat anti-bodi yang dapat melawan virus tersebut. Kesimpulan trsebut berbeda dengan infeksi HIV karena adanya zat anti di dalam tubuh buksn berarti bahwa tubuh dapat melawan infeksi HIV tetapi sebaliknya menunjukan bahwa di dalam tubuh tersebut terdapat HIV.
·           Stadium kedua: Asimptomatik (tanpa gejala)
Di dalam tubuh telah terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukan gejala-gejala. Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata selama 5-10 tahun. Cairan tubuh ODHA yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
·           Stadium ketiga: Pembesaran kelenjar Limfe
Fase ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (Persistent Generalized Lymphadenopathy), tidak hanya muncul pada satu tempat dan berlangsung lebih dari satu bulan.
·           Stadium keempat: AIDS
Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit syaraf, dan penyakit infeksi sekunder.



D.    Pencegahan Terhadap Penularan HIV/AIDS



Pencegahan ini dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung antara selaput lendir atau kulit kita dengan cairan tubuh yang tercemar HIV/AIDS.
·           Mencegah penularan HIV lewat hubungan seksual
Untuk mencegah penularan HIV lewat hubungan seksual ada tiga cara:
1.         Abstinensi (atau puasa, tidak melakukan hubungan seks)
2.         Melakukan prinsip monogami yaitu tidak berganti-ganti pasangan dan saling setia terhadap pasanganya.
3.         Untuk melakukan hubungan seks yang mengandung resiko, dianjurkan melakukan dengan cara aman termasuk pemakaian kondom
·           Mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar HIV/AIDS
Untuk mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar darah HIV ada dua hal yang perlu diperhatiksn:
1.         Semua alat yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tatto, atau pisau cukur) harus disterilisasi dengan cara yang benar.
2.         Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit lainya secara bergantian
·           Mencegah penularan HIV/AIDS lewat transfusi darah
Untuk mencegah penularan lewat transfusi darah atau produk darah lain, perlu skrining terhadap semua darah yang akan ditransfusikan atau yang akan dipergunakan untuk proses sebagai produk darah. Jika darah ini ternyata sudah tercemar maka harus dibuang. Skrining darah sudah dilakukan oleh PMI.
·           Mencegah penularan HIV/AIDS dari ibu yang terinfeksi kepada janinya
Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada janinya tidak selalu dapat dicegah. Tetapi ada berbagai cara untuk memperkecil resiko penularan seperti yang telah disampaikan diatas.
·           Belum ada vaksin untuk mencegah HIV/AIDS !!
Ilmu kedokteran belum menemukan vaksin yang cukup manjur untuk mencegah penularan HIV. Para ahli dan industri farmasi sekarang sedang melakukan uji  klinis beberapa calon vaksin, namun hasil masih belum menggembirakan. Diperkirakan bahwa untuk memperoleh vaksin yang benar-benar efektif diperlukan waktu 10 sampai 15 tahun

E.     Pengobatan untuk penderita HIV/AIDS
Pengobatan untuk ODHA sejauh ini masih bersifat menghambat pertumbuhan HIV dan memperbaiki kualitas hidup saja. Sampai saat ini belum ada obat yang mampu membasmi HIV, walaupun demikian akhir-akhir ini terdapat racikan baru yang dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan HIV dan dianggap potensial untuk mengatasi AIDS.
Ada beberapa jenis obat yang diperlukan ODHA yaitu:
·           Obat penghambat HIV berkembang biak atau disebut obat golongan antiretroviral
·           Obat anti jamur
·           Obat untuk kanker kaposi
·           Obat untuk tuberkolusis
·           Obat untuk penyakit cytomegalovirus yang menyerang retina
·           Obat untuk pneumonia
·           Obat-obatan untuk penyakit infeksi lainya
·           Obat-obatan untuk mencegah timbulnya atau kambuhnya beberapa penyakit infeksi
Selain pengobatan diatas juga ada semacam terapi yang biasa disebut dengan “Terapi Penunjang” yaitu sebuah terapitanpa obat-obat kimiawi. Tujuanya untuk menungkatkan kualitas hidup, menjaga diri agar tetap sehat.Terapi ini dapat melengkapi penggunaan obat anti retroviral. Dapat juga menjadi obat pilihan ODHA jika tidak ingin atau tidak dapat menggunakan obat antiretroviral tersebut.



F.     KESIMPULAN
Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh atau biasa dikenal dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalanya dirusak oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Penularan virus ini melalui tiga jalur, yaitu melalui hubungan seksual dengan seorang pengidap HIV tanpa perlindungan, transfusi darah, melalui alat-alat yang sudah tercemar HIV, atau melalui ibu yang mengidap HIV kepada janin dalam kandunganya.
Seorang ODHA kelihatanya biasa, seperti halnya orang lain yang tidak terinfeksi karena tidak menunjukan gejala-gejala klinis. Kondisi ini disebut “asimptomatik” yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa 5-10 tahun baru akan mulai menampakan gejala-gejala AIDS. Seorang ODHA dapat menularkan HIV yang dideritanya pada orang lain sekalipun belummemperlihatkan gejala lewat jalur-jalur tertentu. 
HIV/AIDS memiliki masa inkubasi atau masa laten yang sangat  tergantung pada daya tahan tubuh masing-masingorang, rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel T-4 semakin menuru. Semakin rendah jumlah sel T-4, semakin rusak fungsi kekebalan tubuh.
Ilmu kedokteran belum menemukan vaksin yang cukup manjur untuk mencegah penularan HIV. Para ahli dan industri farmasi sekarang sedang melakukan uji  klinis beberapa calon vaksin, namun hasil masih belum menggembirakan. Diperkirakan bahwa untuk memperoleh vaksin yang benar-benar efektif diperlukan waktu 10 sampai 15 tahun
Pengobatan untuk ODHA sejauh ini masih bersifat menghambat pertumbuhan HIV dan memperbaiki kualitas hidup saja. Sampai saat ini belum ada obat yang mampu membasmi HIV, walaupun demikian akhir-akhir ini terdapat racikan baru yang dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan HIV dan dianggap potensial untuk mengatasi AIDS.

SEMOGA BERMANFAAT ..!!! 



*admin* 
Andiiy Ace

Rabu, 21 September 2011

TENTANG PARIWISATA


PARIWISATA


A.      Pengertian dan Definisi Parwisata
Menurut para ahli bahasa, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti seluruh, semua dan penuh. Wisata berarti perjalanan. Sebagai suatu gejolak sosial, pemahaman akan pengertian dari makna pariwisata memiliki banyak definisi.
Menurut Kodyat (1983) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Selanjutnya Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan pariwisata sebagai suatu trasformasi orang untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek ketujuan-tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Sedangkan Wahab (1985) menjelaskan pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga meliputi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cindera mata, penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri.
Dengan demikian, pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan penuh, yaitu berangkat dari suatu tempat, menuju dan singgah di suatu atau beberapa tempat, dan kembali ke tempat asal semula.
1.      Perjalanan Secara Umum
Pariwisata adalah suatu fenomena yang ditimbulkan oleh salah satu bentuk kegiatan manusia, yaitu kegiatan yang disebut perjalanan (travel).
2.      Jenis-Jenis Perjalanan
a.       Jenis yang didorong rasa ingin tahu
b.      Jenis yang bersifat rekreatif
c.       Jenis yang bersifat edukatif
Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Wisata Budaya
Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.

2.      Wisata Maritim atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih-lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah-daerah atau negara-negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya pulau-pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulau-pulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta.

3.      Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)
Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya

4.      Wisata Konvensi
Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International Convention Center) di Berlin, Philipina mempunyai PICC  (Philippine  International Convention Center) di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, atau Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan-badan nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan program-program atraksi yang menggiurkan.


5.      Wisata Pertanian (Agrowisata)
Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur-mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.

6.      Wisata Buru
Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya.   Di India, ada daerah-daerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan.

7.      Wisata Ziarah
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Dalam hubungan ini, orang-orang Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orang–orang Islam ke tanah suci, orang-orang Budha ke tempat–tempat suci agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat–tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat–umat beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu-waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat-tempat tersebut di atas.

B.       Pengertian Kegiatan Wisata
Perjalanan untuk memenuhi rasa ingin tahu, untuk keperluan yang bersifat rekreatif dan edukatif, dikategorikan sebagai kegiatan wisata. Kegiatan wisata kiranya dapat dirumuskan sebagai suatu perjalanan dan persinggahan yang dilakukan untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi tidak untuk tinggal menetap ditempat yang dikunjungi atau disinggahi, atau untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mendapatkan upah.
Rumusan tersebut didasarkan atas definisi tentang pengertian pariwisata yang diajukan oleh dua pakar pariwisata berkebangsaan Swiss, Prof.Hunziker dan Prof. Krapf. Kedua pakar pariwisata itu memberikan rumusan sebagai berikut :
Tourism is the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-resident, in so far they do not lead to permanent residence and are not connexted any earning activity.

C.      Istilah-Istilah Dalam Pariwisata
a.    Leisure
Berasal dari kata latin Licere yang artinya diperkenalkan, jadi maksud dari Leisure adalah saat-saat atau waktu bebas untuk istirahat dan bebas dari segala macam pekerjaan, tugas ataupun kewajiban-kewajiban (Haryono, 1987:21)
b.    Rekreasi
Rekreasi adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan selama leisure. Dalam melakukan rekreasi merupakan usaha untuk mengcreate dari suatu keadaan dan suasana hidup. Kegiatan mengcreate untuk mencoba menciptakan suasana hidup yang baru dengan berusaha menghilangkan atau mengurangi beban seluruh kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga dari usaha ini dalam keadaan atau suasana yang baru akan membangkitkan semangat kerja, semangat hidup, dan dapat menambah pengalaman dalam hidupnya.
c.    Tourism
Pariwisata menurut pengertian dari E.Guyer Freuler, dalam Pendit (2003:34) mengatakan, bahwa pariwisata dalam artian modern merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, menumbuhkan rasa terhadap keindahan alam, untuk mendapatkan kesenangan.

D.      Pengertian Wisatawan dan Pelancong
Sejalan dengan rumusan kedua pakar tersebut maka IUOTO (International Union of Official Travel Organizations) memberikan rumusan tentang pengertian wisatawan (tourist) sebagai berikut.
Wisatawan adalah pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di negara yang dikunjungi. Dengan maksud dan tujuan perjalanan yang dapat digolongkan sebagai berikut :
1.    Pesiar (leisure) yaitu untuk keperluan liburan, kesehatan, studi, agama (ziarah), dan olah raga.
2.    Hubungan dagang (business) yaitu kunjungan keluarga/handai-taulan, konferensi, dan misi.
Rumusan tentang pengertian wisatawan tersebut diberikan oleh IUOTO untuk membedakan dari pengertian Pelancong atau excursionist yang dirumuskan sebagai berikut.
Pelancong (excursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal di negara yang dikunjungi kurang dari 24 jam (termasuk yang datang dengan kapal pesiar).
E.       Dampak Pariwisata
Pariwisata adalah suatu fenomena yang sangat kompleks. Kompleksitas itu disebabkan, antara lain sebagai berikut :
1.    Pariwisata merupakan suatu media atau instrumen bagi terjadinya berbagai interaksi (baik interaksi antara manusia dengan manusia, antara kelompok manusia dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda, maupun antara manusia dengan lingkungannya).
2.    Pariwisata menyentuh segala aspek kehidupan manusia: ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan lingkungan alam, sehingga bersifat lintas sektoral.
Sebagai suatu media interaksi, pariwisata dan perkembangannya dapat menimbulkan berbagai dampak terhadap masyarakat dan perorangan. Di berbagai bidang kehidupan mereka (ekonomi, sosial budaya, sikap, dan jati diri) dan terhadap lingkungan alam dimana dia hidup. Dampak-dampak itu dapat bersifat positif maupun negatif, tergantung pada jenis, sifat, dan kualitas hubungan atau interaksinya. Dampak-dampak tersebut, terutama timbul di negara-negara sedang berkembang atau negara-negara dunia ketiga.
a.                             Dampak positif
·      Menyumbang devisa negara
·      Menciptakan lapangan kerja
·      Menyebarkan pembangunan
·      Wawasan masyarakat tentang bangsa-bangsa semakin luas
·      Mendorong semakin meningkatnya pendidikan dan keterampilan penduduk
·      Terpelihara kebudayaan setempat
·      Dikenalnya kebudayaan setempat oleh wisatawan
·      Banyaknya kesempatan berusaha
·      Meningkatkan pembangunan
b.                            Dampak Negatif Pariwisata
1)   Negara berkembang
Dampak dari pariwisata modern kebanyakan bersifat negatif terhadap masyarakat (host community), terutama di negara-negara sedang berkembang dan terhadap lingkungan yang dikunjungi wisatawan.
Mula-mula, dampak tersebut tidak disadari masyarakat termasuk para pemerhati masalah kepariwisataan. Hal ini mungkin dikarenakan  sudah sejak berabad-abad yang lalu, travelling merupakan kegiatan yang bersifat indidualistis, jumlah dan frequensinya tidak besar.