HIV/AIDS DAN PENANGGULANGANYA
1. LATAR
BELAKANG MASALAH
Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh
atau biasa dikenal dengan Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang
tubuh manusia sesudah sistem kekebalanya dirusak oleh virus yang disebut HIV
atau Human Immunodeficiency Virus. Penularan
virus ini melalui tiga jalur, yaitu melalui hubungan seksual dengan seorang
pengidap HIV tanpa perlindungan, transfusi darah, melalui alat-alat yang sudah
tercemar HIV, atau melalui ibu yang mengidap HIV kepada janin dalam
kandunganya.
Masalah AIDS cukup kompleks dan
memerlukan penanganan yang khusus. Melihat penularan AIDS yang berhubungan erat
dengan perilaku manusia, setelah virus masuk kedalam tubuh, virus menuju ke
kelenjar limfe dan berada dalam sel dendritik selama beberapa hari. Kemudian
terjadi syndrom retroviral akut semacam flu (serupa infeksi mononukleosis),
disertai viremia hebat dengan keterlibatan berbagai kelenjar limfe. Pada tubuh
timbul respon imun humoral maupun selular. Sindrom ini akan hilang sendiri
setelah 1-3 minggu. Kadar virus yang tinggi dalam darah dapat diturunkan oleh
sistem imun tubuh.ini terjadi berminggu-minggu sampai terjadi keseimbangan
antara pembentukan virus baru dan upaya eliminasi oleh sistem imun. Titik
keseimbangan itu disebut set point dan
sangat penting karena menentukan perjalanan penyakit selanjutnya. Bila tinggi,
perjalanan penyakit menuju AIDS akan
berlangsung cepat.
2. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa definisi HIV/AIDS?
2.
Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
3.
Bagaimana perjalanan HIV/AIDS?
4.
Bagaimana pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS?
5.
Bagaimana pengobatan untuk penderita?
HIV/AIDS DAN
PENANGGULANGANYA
A.
Definisi HIV/AIDS
AIDS atau Acquired ImmuneDeficiency
Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunya sistem
kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. Dalam bahasa Indonesia dapat
dialihkatakan sebagai Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan.
Acquired : Didapat, bukan pnyakit keturunan
Immune : Sistem kekebalan tubuh
Deficiency : Kekurangan
Syndrome :Kumpulan gejala-gejala penyakit
Kerusakan progresifsistem kekebalan tubuh menyebabkan ODHA (Orang dengan
HIV/AIDS) amat rentan dan mudah terjangkit berbagai jenis penyakit. Seerangan
penyakit tidak berbabahaya pun lama-lama akan menyebabkan pasien sakit parah
bahkan meninggal. Karena penyakit yang menyerang sangat bervariasi, AIDS kurang
tepat jika disebut penyakit. Definisi
yang benar adalah: Syndrom atau kumpulan gejala penyakit.
Hiv menyarang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas
menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuklimfosit yang disebut ”sel
T-4/sel-T penolong”. HIV tergolong retrovirus yaitu kelompok virus yang
mempunyai kemampuan untuk “meng-kopi cetak” materi genetik diri di dalam materi
genetik sel-sel yang ditumpanginya. Melalui proses ini HIV dapat mematikan
sel-sel T-4.
HUMAN IMMUNODEVICIENCY VIRUS (HIV)
B.
Cara Penularan HIV/AIDS
HIV mempunyai jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang lain, berada dalam
darah, air mani dan cairan vagina seorang pengidap HIV. Sedangkan melalui
cairan tubuh lain tidak pernah dilaporkan adanya kasus penularan HIV ( misalnya
disebabkan oleh: air mata, keringat, air liur, air kencing).
HIV dapat menular melalui tiga jalur:
1.
Melalui hubungan
seksual dengan seorang yang sudah terinfeksi HIV tanpa memakai kondom
2.
Melalui transfusi
darah atau alat-alat yang telah tercemar HIV
3.
Melalui Ibu yang
terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya atau kepada bayi yang disusuinya
Hindari hal-hal di bawah ini sobat :
Seorang ODHA kelihatanya biasa, seperti halnya orang lain
yang tidak terinfeksi karena tidak menunjukan gejala-gejala klinis. Kondisi ini
disebut “asimptomatik” yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa 5-10 tahun
baru akan mulai menampakan gejala-gejala AIDS. Seorang ODHA dapat menularkan
HIV yang dideritanya pada orang lain sekalipun belummemperlihatkan gejala lewat
jalur-jalur tertentu.
Perilaku bresiko tinggi adalah perilaku-perilaku yang
memungkinkan dan mempermudah penularan HIV, yatu:
· Berhubungan seks yang tidak aman,termasuk tanpa kondom,-
berganti-ganti pasangan,- pmakaian jarum suntik yang tidak aman,- transfusi
darah dari orang lain yang tidak dites sterilnya.
C.
Perjalanan Hidup HIV/AIDS
HIV/AIDS memiliki masa inkubasi atau masa laten yang sangat tergantung pada daya tahan tubuh
masing-masingorang, rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan
gejala-gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel T-4 semakin
menuru. Semakin rendah jumlah sel T-4, semakin rusak fungsi kekebalan tubuh.
Secara singkat, perjalanan HIV/AIDS dapat dibagi dalam empat stadium:
·
Stadium pertama HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti
terjadinya perubahan serologik ketika antibodi terhadap virus tersebut dari
negetif berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk kedalam tubuh
sampai tes anti-bodi terhadap HIV menjadi positif disebut window period. Lama window period antara 1 sampai 3 bulan, bahkan
ada yang dapat berlangsung sampai 6 bulan. Umumnya pada penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh, bila tes anti-bodi menjadi positif berarti didalam tubuh
terdapat cukup zat anti-bodi yang dapat melawan virus tersebut. Kesimpulan
trsebut berbeda dengan infeksi HIV karena adanya zat anti di dalam tubuh buksn
berarti bahwa tubuh dapat melawan infeksi HIV tetapi sebaliknya menunjukan
bahwa di dalam tubuh tersebut terdapat HIV.
·
Stadium kedua: Asimptomatik (tanpa gejala)
Di dalam tubuh telah terdapat HIV tetapi tubuh tidak
menunjukan gejala-gejala. Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata selama 5-10
tahun. Cairan tubuh ODHA yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV
kepada orang lain.
·
Stadium ketiga: Pembesaran kelenjar Limfe
Fase ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara
menetap dan merata (Persistent
Generalized Lymphadenopathy), tidak hanya muncul pada satu tempat dan
berlangsung lebih dari satu bulan.
·
Stadium keempat: AIDS
Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit,
antara lain penyakit konstitusional, penyakit syaraf, dan penyakit infeksi
sekunder.
D.
Pencegahan Terhadap Penularan HIV/AIDS
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan menghindari kontak
langsung antara selaput lendir atau kulit kita dengan cairan tubuh yang
tercemar HIV/AIDS.
·
Mencegah penularan HIV lewat hubungan seksual
Untuk mencegah penularan HIV lewat hubungan seksual ada tiga cara:
1.
Abstinensi (atau
puasa, tidak melakukan hubungan seks)
2.
Melakukan prinsip
monogami yaitu tidak berganti-ganti pasangan dan saling setia terhadap
pasanganya.
3.
Untuk melakukan
hubungan seks yang mengandung resiko, dianjurkan melakukan dengan cara aman
termasuk pemakaian kondom
·
Mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar HIV/AIDS
Untuk mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar
darah HIV ada dua hal yang perlu diperhatiksn:
1.
Semua alat yang
menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tatto, atau pisau cukur) harus
disterilisasi dengan cara yang benar.
2.
Jangan memakai jarum
suntik atau alat yang menembus kulit lainya secara bergantian
·
Mencegah penularan HIV/AIDS lewat transfusi darah
Untuk mencegah penularan lewat transfusi darah atau
produk darah lain, perlu skrining terhadap semua darah yang akan ditransfusikan
atau yang akan dipergunakan untuk proses sebagai produk darah. Jika darah ini
ternyata sudah tercemar maka harus dibuang. Skrining darah sudah dilakukan oleh
PMI.
·
Mencegah penularan HIV/AIDS dari ibu yang terinfeksi
kepada janinya
Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada janinya
tidak selalu dapat dicegah. Tetapi ada berbagai cara untuk memperkecil resiko
penularan seperti yang telah disampaikan diatas.
·
Belum ada vaksin untuk mencegah HIV/AIDS !!
Ilmu kedokteran belum menemukan vaksin yang cukup manjur
untuk mencegah penularan HIV. Para ahli dan industri farmasi sekarang sedang
melakukan uji klinis beberapa calon
vaksin, namun hasil masih belum menggembirakan. Diperkirakan bahwa untuk
memperoleh vaksin yang benar-benar efektif diperlukan waktu 10 sampai 15 tahun
E.
Pengobatan untuk penderita HIV/AIDS
Pengobatan untuk ODHA sejauh ini masih bersifat
menghambat pertumbuhan HIV dan memperbaiki kualitas hidup saja. Sampai saat ini
belum ada obat yang mampu membasmi HIV, walaupun demikian akhir-akhir ini
terdapat racikan baru yang dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan HIV dan
dianggap potensial untuk mengatasi AIDS.
Ada beberapa jenis obat yang diperlukan ODHA yaitu:
·
Obat penghambat HIV
berkembang biak atau disebut obat golongan antiretroviral
·
Obat anti jamur
·
Obat untuk kanker
kaposi
·
Obat untuk
tuberkolusis
·
Obat untuk penyakit
cytomegalovirus yang menyerang retina
·
Obat untuk pneumonia
·
Obat-obatan untuk
penyakit infeksi lainya
·
Obat-obatan untuk
mencegah timbulnya atau kambuhnya beberapa penyakit infeksi
Selain pengobatan diatas juga
ada semacam terapi yang biasa disebut dengan “Terapi Penunjang” yaitu sebuah terapitanpa obat-obat kimiawi.
Tujuanya untuk menungkatkan kualitas hidup, menjaga diri agar tetap sehat.Terapi
ini dapat melengkapi penggunaan obat anti retroviral. Dapat juga menjadi obat
pilihan ODHA jika tidak ingin atau tidak dapat menggunakan obat antiretroviral
tersebut.
F.
KESIMPULAN
Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh atau biasa dikenal
dengan Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh
manusia sesudah sistem kekebalanya dirusak oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Penularan
virus ini melalui tiga jalur, yaitu melalui hubungan seksual dengan seorang
pengidap HIV tanpa perlindungan, transfusi darah, melalui alat-alat yang sudah
tercemar HIV, atau melalui ibu yang mengidap HIV kepada janin dalam
kandunganya.
Seorang ODHA kelihatanya biasa, seperti halnya orang lain
yang tidak terinfeksi karena tidak menunjukan gejala-gejala klinis. Kondisi ini
disebut “asimptomatik” yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa 5-10 tahun
baru akan mulai menampakan gejala-gejala AIDS. Seorang ODHA dapat menularkan
HIV yang dideritanya pada orang lain sekalipun belummemperlihatkan gejala lewat
jalur-jalur tertentu.
HIV/AIDS memiliki masa inkubasi atau masa laten yang sangat tergantung pada daya tahan tubuh
masing-masingorang, rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak
memperlihatkan gejala-gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel T-4
semakin menuru. Semakin rendah jumlah sel T-4, semakin rusak fungsi kekebalan
tubuh.
Ilmu kedokteran belum menemukan vaksin yang cukup manjur
untuk mencegah penularan HIV. Para ahli dan industri farmasi sekarang sedang
melakukan uji klinis beberapa calon
vaksin, namun hasil masih belum menggembirakan. Diperkirakan bahwa untuk
memperoleh vaksin yang benar-benar efektif diperlukan waktu 10 sampai 15 tahun
Pengobatan untuk ODHA sejauh ini masih bersifat
menghambat pertumbuhan HIV dan memperbaiki kualitas hidup saja. Sampai saat ini
belum ada obat yang mampu membasmi HIV, walaupun demikian akhir-akhir ini
terdapat racikan baru yang dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan HIV dan
dianggap potensial untuk mengatasi AIDS.




