Minggu, 25 September 2011

HIV/AIDS DAN PENANGGULANGANYA



HIV/AIDS DAN PENANGGULANGANYA

1.      LATAR BELAKANG MASALAH
Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh atau biasa dikenal dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalanya dirusak oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Penularan virus ini melalui tiga jalur, yaitu melalui hubungan seksual dengan seorang pengidap HIV tanpa perlindungan, transfusi darah, melalui alat-alat yang sudah tercemar HIV, atau melalui ibu yang mengidap HIV kepada janin dalam kandunganya.
Masalah AIDS cukup kompleks dan memerlukan penanganan yang khusus. Melihat penularan AIDS yang berhubungan erat dengan perilaku manusia, setelah virus masuk kedalam tubuh, virus menuju ke kelenjar limfe dan berada dalam sel dendritik selama beberapa hari. Kemudian terjadi syndrom retroviral akut semacam flu (serupa infeksi mononukleosis), disertai viremia hebat dengan keterlibatan berbagai kelenjar limfe. Pada tubuh timbul respon imun humoral maupun selular. Sindrom ini akan hilang sendiri setelah 1-3 minggu. Kadar virus yang tinggi dalam darah dapat diturunkan oleh sistem imun tubuh.ini terjadi berminggu-minggu sampai terjadi keseimbangan antara pembentukan virus baru dan upaya eliminasi oleh sistem imun. Titik keseimbangan itu disebut set point dan sangat penting karena menentukan perjalanan penyakit selanjutnya. Bila tinggi, perjalanan penyakit menuju AIDS akan berlangsung cepat.
2.      RUMUSAN MASALAH
1.         Apa definisi HIV/AIDS?
2.         Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
3.         Bagaimana perjalanan HIV/AIDS?
4.         Bagaimana pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS?
5.         Bagaimana pengobatan untuk penderita?

HIV/AIDS DAN PENANGGULANGANYA

A.    Definisi HIV/AIDS
AIDS atau Acquired ImmuneDeficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. Dalam bahasa Indonesia dapat dialihkatakan sebagai Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan.
Acquired         : Didapat, bukan pnyakit keturunan
Immune           : Sistem kekebalan tubuh
Deficiency       : Kekurangan
Syndrome        :Kumpulan gejala-gejala penyakit
Kerusakan progresifsistem kekebalan tubuh menyebabkan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) amat rentan dan mudah terjangkit berbagai jenis penyakit. Seerangan penyakit tidak berbabahaya pun lama-lama akan menyebabkan pasien sakit parah bahkan meninggal. Karena penyakit yang menyerang sangat bervariasi, AIDS kurang tepat jika disebut penyakit. Definisi yang benar adalah: Syndrom atau kumpulan gejala penyakit.
Hiv menyarang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuklimfosit yang disebut ”sel T-4/sel-T penolong”. HIV tergolong retrovirus yaitu kelompok virus yang mempunyai kemampuan untuk “meng-kopi cetak” materi genetik diri di dalam materi genetik sel-sel yang ditumpanginya. Melalui proses ini HIV dapat mematikan sel-sel T-4.

HUMAN IMMUNODEVICIENCY VIRUS (HIV)
B.     Cara Penularan HIV/AIDS
HIV mempunyai jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang lain, berada dalam darah, air mani dan cairan vagina seorang pengidap HIV. Sedangkan melalui cairan tubuh lain tidak pernah dilaporkan adanya kasus penularan HIV ( misalnya disebabkan oleh: air mata, keringat, air liur, air kencing).
HIV dapat menular melalui tiga jalur:
1.         Melalui hubungan seksual dengan seorang yang sudah terinfeksi HIV tanpa memakai kondom
2.         Melalui transfusi darah atau alat-alat yang telah tercemar HIV
3.         Melalui Ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya atau kepada bayi yang disusuinya

 Hindari hal-hal di bawah ini sobat :


Seorang ODHA kelihatanya biasa, seperti halnya orang lain yang tidak terinfeksi karena tidak menunjukan gejala-gejala klinis. Kondisi ini disebut “asimptomatik” yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa 5-10 tahun baru akan mulai menampakan gejala-gejala AIDS. Seorang ODHA dapat menularkan HIV yang dideritanya pada orang lain sekalipun belummemperlihatkan gejala lewat jalur-jalur tertentu.
Perilaku bresiko tinggi adalah perilaku-perilaku yang memungkinkan dan mempermudah penularan HIV, yatu:
·      Berhubungan seks yang tidak aman,termasuk tanpa kondom,- berganti-ganti pasangan,- pmakaian jarum suntik yang tidak aman,- transfusi darah dari orang lain yang tidak dites sterilnya.

C.    Perjalanan Hidup HIV/AIDS
HIV/AIDS memiliki masa inkubasi atau masa laten yang sangat  tergantung pada daya tahan tubuh masing-masingorang, rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel T-4 semakin menuru. Semakin rendah jumlah sel T-4, semakin rusak fungsi kekebalan tubuh.
Secara singkat, perjalanan HIV/AIDS dapat dibagi dalam empat stadium:
·           Stadium pertama HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologik ketika antibodi terhadap virus tersebut dari negetif berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk kedalam tubuh sampai tes anti-bodi terhadap HIV menjadi positif disebut window period. Lama window period antara 1 sampai 3 bulan, bahkan ada yang dapat berlangsung sampai 6 bulan. Umumnya pada penyakit-penyakit yang disebabkan oleh, bila tes anti-bodi menjadi positif berarti didalam tubuh terdapat cukup zat anti-bodi yang dapat melawan virus tersebut. Kesimpulan trsebut berbeda dengan infeksi HIV karena adanya zat anti di dalam tubuh buksn berarti bahwa tubuh dapat melawan infeksi HIV tetapi sebaliknya menunjukan bahwa di dalam tubuh tersebut terdapat HIV.
·           Stadium kedua: Asimptomatik (tanpa gejala)
Di dalam tubuh telah terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukan gejala-gejala. Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata selama 5-10 tahun. Cairan tubuh ODHA yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
·           Stadium ketiga: Pembesaran kelenjar Limfe
Fase ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (Persistent Generalized Lymphadenopathy), tidak hanya muncul pada satu tempat dan berlangsung lebih dari satu bulan.
·           Stadium keempat: AIDS
Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit syaraf, dan penyakit infeksi sekunder.



D.    Pencegahan Terhadap Penularan HIV/AIDS



Pencegahan ini dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung antara selaput lendir atau kulit kita dengan cairan tubuh yang tercemar HIV/AIDS.
·           Mencegah penularan HIV lewat hubungan seksual
Untuk mencegah penularan HIV lewat hubungan seksual ada tiga cara:
1.         Abstinensi (atau puasa, tidak melakukan hubungan seks)
2.         Melakukan prinsip monogami yaitu tidak berganti-ganti pasangan dan saling setia terhadap pasanganya.
3.         Untuk melakukan hubungan seks yang mengandung resiko, dianjurkan melakukan dengan cara aman termasuk pemakaian kondom
·           Mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar HIV/AIDS
Untuk mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar darah HIV ada dua hal yang perlu diperhatiksn:
1.         Semua alat yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tatto, atau pisau cukur) harus disterilisasi dengan cara yang benar.
2.         Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit lainya secara bergantian
·           Mencegah penularan HIV/AIDS lewat transfusi darah
Untuk mencegah penularan lewat transfusi darah atau produk darah lain, perlu skrining terhadap semua darah yang akan ditransfusikan atau yang akan dipergunakan untuk proses sebagai produk darah. Jika darah ini ternyata sudah tercemar maka harus dibuang. Skrining darah sudah dilakukan oleh PMI.
·           Mencegah penularan HIV/AIDS dari ibu yang terinfeksi kepada janinya
Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada janinya tidak selalu dapat dicegah. Tetapi ada berbagai cara untuk memperkecil resiko penularan seperti yang telah disampaikan diatas.
·           Belum ada vaksin untuk mencegah HIV/AIDS !!
Ilmu kedokteran belum menemukan vaksin yang cukup manjur untuk mencegah penularan HIV. Para ahli dan industri farmasi sekarang sedang melakukan uji  klinis beberapa calon vaksin, namun hasil masih belum menggembirakan. Diperkirakan bahwa untuk memperoleh vaksin yang benar-benar efektif diperlukan waktu 10 sampai 15 tahun

E.     Pengobatan untuk penderita HIV/AIDS
Pengobatan untuk ODHA sejauh ini masih bersifat menghambat pertumbuhan HIV dan memperbaiki kualitas hidup saja. Sampai saat ini belum ada obat yang mampu membasmi HIV, walaupun demikian akhir-akhir ini terdapat racikan baru yang dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan HIV dan dianggap potensial untuk mengatasi AIDS.
Ada beberapa jenis obat yang diperlukan ODHA yaitu:
·           Obat penghambat HIV berkembang biak atau disebut obat golongan antiretroviral
·           Obat anti jamur
·           Obat untuk kanker kaposi
·           Obat untuk tuberkolusis
·           Obat untuk penyakit cytomegalovirus yang menyerang retina
·           Obat untuk pneumonia
·           Obat-obatan untuk penyakit infeksi lainya
·           Obat-obatan untuk mencegah timbulnya atau kambuhnya beberapa penyakit infeksi
Selain pengobatan diatas juga ada semacam terapi yang biasa disebut dengan “Terapi Penunjang” yaitu sebuah terapitanpa obat-obat kimiawi. Tujuanya untuk menungkatkan kualitas hidup, menjaga diri agar tetap sehat.Terapi ini dapat melengkapi penggunaan obat anti retroviral. Dapat juga menjadi obat pilihan ODHA jika tidak ingin atau tidak dapat menggunakan obat antiretroviral tersebut.



F.     KESIMPULAN
Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh atau biasa dikenal dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalanya dirusak oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Penularan virus ini melalui tiga jalur, yaitu melalui hubungan seksual dengan seorang pengidap HIV tanpa perlindungan, transfusi darah, melalui alat-alat yang sudah tercemar HIV, atau melalui ibu yang mengidap HIV kepada janin dalam kandunganya.
Seorang ODHA kelihatanya biasa, seperti halnya orang lain yang tidak terinfeksi karena tidak menunjukan gejala-gejala klinis. Kondisi ini disebut “asimptomatik” yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa 5-10 tahun baru akan mulai menampakan gejala-gejala AIDS. Seorang ODHA dapat menularkan HIV yang dideritanya pada orang lain sekalipun belummemperlihatkan gejala lewat jalur-jalur tertentu. 
HIV/AIDS memiliki masa inkubasi atau masa laten yang sangat  tergantung pada daya tahan tubuh masing-masingorang, rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel T-4 semakin menuru. Semakin rendah jumlah sel T-4, semakin rusak fungsi kekebalan tubuh.
Ilmu kedokteran belum menemukan vaksin yang cukup manjur untuk mencegah penularan HIV. Para ahli dan industri farmasi sekarang sedang melakukan uji  klinis beberapa calon vaksin, namun hasil masih belum menggembirakan. Diperkirakan bahwa untuk memperoleh vaksin yang benar-benar efektif diperlukan waktu 10 sampai 15 tahun
Pengobatan untuk ODHA sejauh ini masih bersifat menghambat pertumbuhan HIV dan memperbaiki kualitas hidup saja. Sampai saat ini belum ada obat yang mampu membasmi HIV, walaupun demikian akhir-akhir ini terdapat racikan baru yang dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan HIV dan dianggap potensial untuk mengatasi AIDS.

SEMOGA BERMANFAAT ..!!! 



*admin* 
Andiiy Ace